Sehat, Makmur dan Sejahtera

Archive for the ‘Info Serpong’ Category

Sinarmas World School menggelar launch event untuk memperkenalkan sekolah bertaraf internasional yang berlokasi di BSD City, Serpong, Tangerang tersebut ke publik pada Sabtu, 3 Nopember 2007. Pada acara yang digelar di Damai Indah Golf & Country Club itu juga diumumkan dimulainya penerimaan murid baru Sinarmas World School untuk tahun ajaran baru Juli 2008 mendatang.
Representative Sinarmas Grup, Indah Wijaya yang hadir dan memberikan sambutan pada acara tersebut mengatakan, kehadiran Sinarmas World School merupakan bagian dari komitmen Sinarmas Grup untuk mendukung kemajuan dunia pendidikan nasional Indonesia. “Melalui Sinarmas World School ini, kami ingin menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang handal agar bisa bersaing di dunia global,” kata Indah. Hadir pula dalam acara tersebut, CEO Sinarmas World School John McBryde, Executive Principal Sinarmas World School Kathryn Young, dan Jay J. Litman, AIA dari Fielding Nair International yang merupakan Senior Planning Consultant and Architect Sinarmas World School, Direksi PT BSD serta undangan lainnya.
Sinarmas World School Campus berdiri di atas lahan seluas 51.946 m2 dan berlokasi di Jl. Pahlawan Seribu, CBD Lot XV, Kelurahan Cilenggang, Serpong, BSD City, Tangerang. Sekolah ini juga akan dilengkapi fasilitas pendukung pendidikan seperti perpustakaan/media center, theater, pusat teknologi, lapangan olahraga (tennis, kolam renang, basket, dan sepakbola), serta taman bermain.
Pada tahap pertama akan dibangun fasilitas sebanyak 6 (enam) gedung yang dikhususkan untuk pendidikan tingkat elementary (kelompok bermain hingga tingkat SD kelas 4). “Pembangunan fisik fasilitas tersebut tengah dilakukan saat ini. Pada Juli 2008 atau ketika tahun ajaran baru dimulai, fasilitas tersebut sudah bisa digunakan. Sedangkan fasilitas gedung untuk SD kelas 5 hingga SMA kelas 3 akan selesai pada Desember 2008,” kata Sofia Tanuwaty, Public Relations Sinarmas World School.
Untuk informasi dan pendaftaran penerimaan siswa, sekolah ini juga telah menyediakan Sinarmas World School Admissions Center yang beralamat di Kompleks Ruko Golden Boulevard II Blok Q3-Q5, Jalan Pahlawan Seribu, BSD City Tangerang, dengan telepon 021-53161400, atau melalui website http://www.sws.co.id. (*)

Summarecon Mal Serpong (SMS) yang berlokasi di kawasan Gading Serpong Tangerang resmi telah di buka hari kamis 28/6 lalu. Seperti di beritakan di KOMPAS. Summarecon Mal Serpong merupakan bagian dari master plan sentra gading serpong, kawasan bisnis dan komersial di kawasan Gading Serpong, sebuah kawasan perumahan dan sentra bisnis yang dikembangkan oleh dua pengembang besar Summarecon dan Paramount Lakes. Hasil pengamatan 28/6 dan penelusuran serpong.org pada Jum’at 29/7 malam, mal ini terlihat dipadati pengunjung yang ingin melihat suasana mal terbaru dikawasan Serpong Tangerang ini. Undangan yang disisipi sebuah voucher belanja sebesar Rp.20.000 yang berikan kepada penduduk di kompleks kawasan Gading Serpong pada hari pertama pembukaan terlihat dimanfaatkan dengan baik oleh para warga.

Menelusuri SMS diawal-awal pembukaannya Jum’at 29/6 malam terlihat beberapa counter yang belum masih dibuka termasuk Gramedia. Food court dilantai 3 terlihat cukup diminati pengunjung, sementara beberapa restoran di lobby dasar yang memanfaatkan ruang terbuka sebagian kecil masih mempersiapkan counter-counter mereka.

Meskipun pada dasarnya tenant (penyewa) tidak berbeda jauh dan dapat anda temukan di pusat-pusat perbelanjaan lain, konsep mal yang di terapkan terlihat cukup nyaman, apalagi bagi warga Gading Serpong karena lokasi mal ini dekat dengan tempat tinggal mereka sehingga tidak perlu lagi pergi terlalu jauh.

Kehadiran Summarecon Mal Serpong sepertinya telah merubah suasana malam dikawasan Gading Serpong yang semula relatif sepi. Pasar modern Sinpasa yang terletak tepat disamping mal ini malam hari terlihat lebih hidup. Summarecon mal Serpong kini menambah kaya pilihan berbelanja dan berakhir pekan warga kawasan dan menambah panjang koleksi pusat perbelanjaan di sekitar kita.

Dibalik rangakaian ceremony pembukaan mal ini terasa cukup menyita perhatian warga kawasan karena menampilkan band dan penyanyi ternama, Bapak Raga seorang warga yang juga salah satu ketua RT di Sektor VI Gading Serpong menyatakan ketersediaan angkutan umum dimalam hari sepertinya harus mulai diperhatikan oleh pengembang dan pengelola mal.

Saat ini para pekerja harus berjalan cukup jauh sekitar 4 km ke Jl. Raya Serpong atau Jl. Raya Legok setelah selesai bekerja dimal tersebut dimalam hari karena ongkos yang dikeluarkan untuk naik Ojek cukup mahal untuk mereka.

Seorang pengemudi angkot 06 B yang kami konfirmasi mengungkapkan, mereka tidak berani beroperasi lebih dari jam 20.00 malam karena merupakan jatah tukang ojek di kawasan tersebut; diungkapkannya pula pihak pengembang sepertinya sedang melakukan pendekatan-pendekatan kepada pihak terkait akan akses angkutan umum dimalam hari dikawasan tersebut.

on escalator

Sumber: serpong.org

JAKARTA – Tidak banyak dari kita pernah membayangkan “wajah” dari kawasan Serpong akan berubah sedemikian drastisnya hingga menjadi seperti saat ini. Satu dekade silam, kawasan ini masih jarang dihuni.

Perumahan yang bagus hanya satu dua. Demikian pula toko-toko tidak banyak. Yang bikin pening kepala adalah sulitnya akses bagi mereka yang tinggal di Serpong bila ingin ke Jakarta.
Dan sekarang yang “terhidang” di depan mata adalah ruko-ruko, mal, dan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang berjejer di sepanjang Jalan Serpong Raya. Jalan utama yang sebenarnya bisa dilalui enam kendaraan sekaligus itu, pada jam kerja di hari biasa lebih-lebih di hari Sabtu-Minggu seringkali macet. Penuh sesak, itulah kesan pertama bila keluar dari exit tol dan akan masuk ke Serpong.
Perkembangan kawasan Serpong khususnya di sektor properti sangatlah fantastis. Developer atau pengembang banyak yang membangun perumahan di kawasan itu, di antaranya Melati Mas (500 hektare). Salah satunya kini meluncurkan Melati Mas Residence, Bumi Serpong Damai (BSD) City, yang mengembangkan 6.000 hektare lahan, Summarecon Serpong dengan lahan seluas 1.200 hektare, membangun Gading Serpong Permai, Alam Sutera seluas 1.700 hektare yang dikembangkan oleh PT Alfa Goldland Realty, dan pengembang lainnya yang menawarkan perumahan seperti Villa Serpong dan Serpong Park.
BSD City yang dikenal sebagai yang terbesar disana, hingga kini sudah menjual sekitar 18.000 unit rumah dan dari jumlah itu 15.000 unit sudah dihuni. Bila dihitung, penghuni BSD City berjumlah kurang lebih 100.000 orang, dari rencana sekitar 600.000 orang.
Bagaimana dengan ruko? Di Serpong sudah berdiri ribuan toko. Gading Serpong misalnya, hingga kini punya 1.500 ruko, BSD City kurang lebih 750 ruko, dan akan bertambah dengan hadirnya ITC dan pengembangan kawasan komersial lain. Villa Melati Mas membangun 300 ruko, Alam Sutera juga mengembangkan Sutera Niaga 2 dan Sutera Niaga 3, menjadikan Serpong kaya akan ruko untuk tempat usaha.

Prospektif
Tak mengherankan bila Panangian Simanungkalit, Direktur Pusat Studi Properti Indonesia, menyebut kawasan Serpong sangat berpotensi menjadi kota dalam kawasan Jabodetabek (Greater Jakarta). Penilaiannya itu didasari dengan luas kawasan Serpong yang kurang lebih mencapai 10.000 hektare akan dihuni sekitar 2 juta penduduk.
Menurutnya, kecepatan membangun kawasan Serpong sekarang sudah hampir tidak sebanding dengan percepatan kenaikan harga tanah di wilayah itu. Oleh karena itu, ia optimistis kawasan Serpong akan menjadi kota tersendiri/mandiri.
“Kawasan yang prospektif di Jabodetabek salah satunya adalah Serpong. Ia menjadi prospektif karena dekat dengan Tangerang yang merupakan kawasan industri,” ujarnya.
Sejauh ini perkembangan di Serpong masih sejalan dengan rencana tata ruang yang disusun. Asisten I Pemerintah Daerah Tangerang, Bunyamin Davnie, pernah menyatakan, rencana induk dan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) memang mengarahkan Serpong sebagai kawasan bisnis dan perdagangan internasional di masa depan. Karena itu, dirinya menyambut baik perkembangan industri dan komersial yang terjadi di BSD City, Gading Serpong, dan lokasi lain yang dikembangkan pengembang lain.
Dari sisi fasilitas yang menunjang denyut sebuah kota, Serpong cukup representatif. Untuk sarana olahraga, di sini terdapat dua lapangan golf yaitu di BSD dan Gading Serpong. Untuk berbelanja dan hiburan, tersedia Plaza Serpong, Mal WTC Matahari dan tak lama lagi Serpong Town Square (STS) yang dikembangkan oleh Gapura Prima Grup.

Superblok
Membicarakan kondisi Serpong saat ini dan ke depan kurang pas rasanya bila membahas perkembangan di BSD City. Sebagai leader di kawasan Serpong, BSD City telah mengembangkan 1.400 hektare dari ijin membebaskan 6.000 hektare.
Itu merupakan kombinasi dari areal perumahan (residential), komersial dan industri. Sementara untuk komersial sendiri, yang sudah dibangun baru mencapai 200 hektare dari rencana seluas 1.560 hektare.
Dhony Rahajoe, General Manager Public Service PT BSD, mengemukakan, paling tidak dibutuhkan waktu 14 tahun ke depan sebelum kawasan BSD seluruhnya dikembangkan. Itu pun dengan prasyarat kondisi mirip seperti saat ini dimana politik relatif stabil, suku bunga bank rendah dan daya beli masyarakat meningkat.
Di BSD City dan Serpong, jelas Dhony, komposisi antara residential dan komersial relatif berimbang. Pusat belanja Carrefour, Giant, Makro, Alfa dan fasilitas sekolah Al Azhar, German Centre, dsb, turut meramaikan kawasan itu. Adanya taman kota, instalasi air, pembibitan tanaman, pedes-trian, ikut pula menata BSD sebagai kota yang humanis.
“Tahun ini BSD katanya, akan lebih ekspansif. Tidak kurang dari 30 cluster baru akan diluncurkan, termasuk pusat belanja dan pusat rekreasi,” katanya menjelaskan.
Superblok DeLatinos seluas 80 hektare adalah contohnya. Terdiri dari 12 cluster, superblok ini juga dilengkapi sarana bermain dan rumah-rumah yang bertemakan Meksiko dan Amerika Latin. Termasuk juga superblok The Green (10-12 cluster) dan fasilitas BSD Junction Citywalk (BJC) yang juga akan segera direalisasikan. The Green akan menjadi lifestyle dining, cocok untuk hangout dan tempat makan. Sementara BJC sebagai pusat gallery shop dilengkapi kios-kios yang dapat dijadikan sarana usaha.

Diferensiasi
Pemain besar lainnya di kawasan Serpong adalah Summarecon Serpong yang mengembangkan Gading Serpong Permai. Ingin “mengekor” sukses pengembangan di Kelapa Gading Permai, manajemen Summarecon Serpong intens membangun kawasan hunian dan komersial di Serpong. Di kawasan seluas 400 hektare yang sudah dikembangkan berdiri Pusat onderdil, SPBU, dan Pusat Bisnis Sentra Gading Serpong yang mencakup pasar modern Sinpasa, pusat makanan Salsa Food City dan sentra bursa mobil.
Pihak Summarecon Serpong juga merencanakan membangun Mal Gading Serpong yang kualitasnya dijanjikan tidak kalah dibandingkan Mal Kelapa Gading (MKG).
Johanes Mardjuki, Direktur PT Summarecon Agung Tbk, mengakui pihaknya ingin mengulang sukses dari Kelapa Gading Permai mengingat Gading Serpong adalah aset yang paling mungkin dikembangkan oleh Summarecon Agung di masa mendatang.
“Kita punya strategi tersendiri atau diferensiasi. Caranya, kita ingin mengkopi Kelapa Gading di Serpong ini, tetapi dengan tetap mempertahankan bangunan dan cluster yang asri, nyaman, dan aman,” ujarnya.
Sangat wajar bila perusahaan sebesar Summarecon Agung berinvestasi tidak tanggung-tanggung di Gading Serpong. Kawasan Kelapa Gading diakui oleh Johanes sudah sulit dikembangkan lagi. Ini mengingat dari luas lahan 500 hektare yang dimiliki, yang tersisa hanya sekitar 30 hektare lagi. Pembangunan mal (ada 3 mal yang dimiliki Summarecon di Kelapa Gading) dinilai sudah mencapai titik tertinggi, dan yang paling mungkin hanyalah residential atau apartemen. Sementara di Gading Serpong Permai, perusahaan masih punya lahan ratusan hektare yang bisa diolah dan dikembangkan.
Johanes mengaku sangat gembira bahwa sejauh ini semua produk yang diluncurkan ke masyarakat di Gading Serpong Permai, ludes dibeli. Ia mencontohkan cluster Alexandrite Residence seluas 5,5 hektare saat ini sudah terjual seluruhnya.
“Karena itu kita optimistis masa depan Gading Serpong Permai bakal cerah. Dan tentu saja kawasan Serpong akan turut berkembang pesat,” ucapnya.
Menarik menantikan kiprah dari dua pengembang besar BSD City dan Gading Serpong Permai sebagai motor pengembangan kawasan Serpong. Setidaknya start awal sudah ada.
Di tangan Summarecon Agung, Kelapa Gading menjelma seperti saat ini. Akankah Serpong akan mengikuti jejak Kelapa Gading? Kita tunggu saja. (SH/rudy victor sinaga) Sumber: prop1.jpg

sumber: sinarharapan.co.id 

Serpong kini masuk wilayah Tangerang, Propinsi Banten. Nama Serpong makin kesohor sejak dibangunnya kota mandiri Bumi Serpong Damai (BSD). Tiba-tiba daerah yang semula agak terpencil kini menjadi daerah elite. Puluhan tempat hiburan, mal, pusat keramaian bermunculan di BSD. Belum lagi rumah-rumah mewah yang harganya mencapai miliaran rupiah.

Sebelum ada BSD, Habibie ketika menjabat Menristek memanfaatkan kawasan, yang oleh orang kota dulu disebut daerah udik, itu untuk Puspitek atawa Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Entah dari mana nama serpong, tapi nama itu berdekatan dengan kata semprong — pipa bulat yang digunakan untuk meniup api ketika ibu-ibu sedang memasak dengan bahan bakar kayu atau arang.

Serpong punya sejarah yang patriotik. Di sini ada Makam Pahlawam Seribu. Dinamakan demikian karena di tempat ini dimakamkan secara massal para pejuang rakyat yang tewas dalam pertempuram melawan NICA (Belanda) saat rervolusi fisik 1945 berkecamuk. Sebelum masuk wilayah Banten, Serpong pernah diusulkan untuk menjadi ibukota kabupaten Tangerang.

Nama Manggarai lebih banyak dikenal setelah pemerintah kolonial membangun stasion kereta api. Sebelumnya, kawasan ini lebih dikenal dengan nama Pasar Rumput, karena pada masa kolonial merupakan pusat penjualan rumput di Batavia. Maklum, ketika itu angkutan yang mendominasi kota adalah delman dan sado. Di Jalan Sultan Agung — salah satu pusat perdagangan di Manggarai — terdapat markas CPM Guntur.

Pada masa Bung Karno banyak tahanan politik yang dipenjarakan di markas CPM Guntur. Konon, markas CPM itu dulunya adalah tempat para pedagang rumput berjualan. Di situ juga terdapat kobongan — tempat kuda-kuda makan dan minum. Nama, Manggarai berasal dari nama-nama budak belian yang ditempatkan pemerintah kolonial. Budak-budak itu berasal dari Manggarai, Flores.

Pada masa Belanda, Jalan Sultan Agung menjadi salah satu pusat penjualan sepeda di Jakarta, bernama Jan Pieterzoon Coen Weg — untuk mengabadikan pendiri kota Batavia. Penggantian nama menjadi Jl Sultan Agung setelah kemerdekaan sangat tepat, karena sultan dari Kerajaan Islam Mataram itu dikenal sangat membenci Belanda. Dia dua kali dia menyerang Batavia pada 1628 dan 1629. Sekalipun gagal tapi cukup merepotkan penjajah.

Berdekatan dengan Manggarai terletak Kampung Bukitduri. Belanda dulu sengaja menjadikan kampung ini sebagai koridor untuk daerah Menteng yang jadi hunian orang-orang Belanda. Koridor itu dibuat Belanda untuk mencegah masuknya penyakit dari luar ke Menteng. Maklum, penduduk Bukit Duri umumnya orang kampung. Belanda paling tidak senang pada orang kampung.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), banyak kekejaman yang dilakukan oleh tentara Dai Nippon. Jepang tidak hanya pernah digugat oleh Korea dan Cina. Indonesia, tidak terkecuali, pernah melakukan gugatan. Terutama soal wanita-wanita Asia yang pernah dijadikan budak seks oleh balatentara Dai Nippon.

Lepas dari ulah tentara Jepang, sejak awal pemerintahan VOC, bila kapal-kapal VOC mendarat para awak kapal, terutama dalam pelayaran berbulan-bulan dari Eropa, menumpahkan kerinduan mereka kepada para WTS, yang sekarang diperhalus bahasanya menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial). Karena itu, sejak dulu sudah dikenal penyakit ‘raja singa’ yang membuat pelakunya menjadi pehong.

Maklum, kala itu penicilin belum ditemukan. Tapi, sekarang, walau pengobatan jauh lebih canggih, ada penyakit yang lebih menakutkan, yakni HIV/AIDS.

Menurut budayawan Betawi, Ridwan Saidi, sejak abad ke-19, Gang Mangga, dekat Gereja Portugis, Jakarta Barat, tersohor sebagai tempat pelacuran. Maklum, kala itu di depan stasion kereta api Beos (Jakarta Kota) berderet-deret bangunan hotel. Kalangan Taipan menyebut Gang Mangga sebagai Macao Po. Karena, para kupu-kupu malam didatangkan dari koloni Inggris, Macao.

Di samping sisi gelap selama pendudukan Jepang tiga setengah tahun, Jepang berperan dalam mengindonesiakan nama-nama dan langsung melarang nama-nama Belanda. Nama Batavia diganti Jakarta. Buitenzorg menjadi Bogor. Cherebon menjadi Cirebon dan Meester Cornelis jadi Jatinegara.

Di Jakarta banyak nama kampung berdasarkan etnis dari penduduknya. Dulu, Belanda memang mengelompokkan mereka dalam satu tempat. Seperti Kampung Ambon, merupakan nama tempat di Rawamangun, Jakarta Timur. Nama ini sudah ada sejak awal berdirinya VOC (1619).

Pada waktu itu gubernur jenderal JP Coen menghadapi persaingan dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon. Pasukan Ambon yang dibawanya dimukimkan di suatu lahan kosong di selatan kota Batavia, yang kemudian hingga kini dikenal sebagai Kampung Ambon.

Di wilayah DKI juga terdapat beberapa kampung yang menyandang nama Kampung Bali, karena pada abad ke-17 atau 18 dijadikan pemukiman orang Bali, yang masing-masing dipimpin oleh seorang pemimpin kelompok etnisnya. Untuk membedakan satu sama lainnya, dewasa ini biasa dilengkapi dengan nama kawasan tertentu yang berdekatan, yang cukup banyak dikenal. Seperti, di Jatinegara terdapat Kampung Balimester, sekalipun sekarang ini sulit ditemukan orang Bali. Perkampungan ini berdiri sejak 1667.

Di sebelah barat Jl Gajah Mada terletak Kampung Bali Krukut. Kampung Bali Angke sekarang jadi Kelurahan Angke, Jakarta Barat. Di sana terdapat masjid tua yang dibangun pada 2 April 1761. Rupanya orang-orang Bali yang dulunya merupakan budak belian kemudian banyak yang memeluk agama Islam.

(Alwi Shahab ). Sumber: republika.co.id

Dengan slogan Life Style and Shopping Center BSD Junction mengusung konsep mal dengan menonjolkan segi dining and entertainment yang terdiri dari 58 resto dan cafe yang pertama dan satu-satunya di Serpong, Tangerang. Ada pula 1000 kios (speciality stores) yang menjual baju, sepatu, jewelery, jam tangan dan aksesoris. Di lantai dasar akan tersedia Festival Plaza Food Center yang dilengkapi dengan Revolving Stage, sebuah panggung untuk menggelar live music.

Selain itu nuansa akan menyerupai Champ De Elysee di Paris yakni cafe pinggir jalan sehingga pengunjung cafe dan resto dapat menikmati lalu lalang pengunjung di luar cafe. Nuansa semacam itu tentu sangat cocok bagi para remaja dan keluarga yang hendak bersantai.

Berdiri dilahan seluas 3 hektar, akan dibangun juga jembatan komersil yang menghubungkan antara BSD Junction dan ITC BSD. Jembatan komersil ini dibuat bertujuan untuk bisa memberikan banyak pilihan berbelanja di kedua tempat.

Prospek BSD Junction tampak akan cerah bersinar. Terbukti beberapa tenant ternaza telah bergabung di BSD Junction, diantaranya pedagang Mangga Dua, pedagang Tanah Abang, pedagang Cempaka Mas dan pedagang Roxy. Gerai sepatu telah bergabung Buccheri, Cherilon Shoes, Sepatu 101, Toko Sepatu 99. Sedang gerai fashion telah ada Posh Boy, Hammer, Optik Melawai, Lawman Jeans, Chic Simplicity Fashion, Glamour Factory Outlet. Sedang tenant lainnya antara lain Optik Tunggal, May-May Salon & Bridal House, Stephanie Skin & Bodycare, Link Beauty, Gallery Telkom, Video Ezy, IT Galeri, House of Duravit, Sumber Baru, Honda Fatmawati, Nuansa Musik, Hana Kitchen, Idefab. Dibuka juga blok baru lantai II Blok D3 dan D5 khusus toko obat, mainan anak, handicraft, souvenir, furniture dan alat tulis kantor. Sedangkan untuk Blok C khusus untuk jewelery, aksesoris dan jam tangan. Bergabunglah bersama BSD Junction, Peluang sukses ada di depan mata.

Sumber:www.bsdcity.com 

Sebuah kawasan hunian bernuansa alam yang nyaman dan asri dengan sistem cluster, selaras bagi Anda yang mendambakan keseimbangan kehidupan alam dalam dinamika gaya hidup modern.

Membangun hunian dengan konsep ramah lingkungan mengharuskan adanya keselarasan antara pembangunan rumah, ruang terbuka hijau (RTH), infrastruktur dan fasilitas pendukung. Sejak awal, pemilihan lokasi yang tepat (strategis, aman, bebas banjir, aksesibilitas mudah), menjadi patokan yang penting.

Konsep hunian berwawasan lingkungan juga dicirikan melalui pengembangan kawasan secara terpadu dengan konsep one stop living, yaitu hunian yang dilengkapi fasilitas pendidikan, kesehatan, komersial dan ibadah yang berkualitas. Hunian yang mengusung konsep ini menjadi semakin menarik dengan ketersediaan infrastruktur yang lengkap, mulai dari jalan, pedesterian dan drainase, jaringan transportasi angkutan umum, serta prasarana dan sarana yang memadai.

Nah, bila Anda berkeinginan mencari rumah di lingkungan yang sudah berkembang dengan fasilitas lengkap, lokasi strategis, dan sekaligus bernuansa alami, Bumi Serpong Damai (BSD) yang dibangun grup Sinarmas adalah pilihan yang tepat. Hadir di lingkungan alami nan asri dengan infrastruktur lengkap, perumahan dengan sistem cluster ini bagaikan sebuah resor di tengah kota yang terbebas dari hiruk-pikuknya.

“Lingkungan permukiman dengan konsep green development memang dibuat selaras antara manusia dengan alam dikelola dengan suatu kesadaran. Kondisi lingkungan permukiman merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kenyamanan sebuah hunian,” ungkap Ir. H. Dhony Rahajoe, General Manager Sinarmas.

BSD memiliki fasilitas taman lingkungan dengan tropical landscape yang unik, dilengkapi dengan taman bermain serta walking track, memberi Anda kesempatan menikmati aroma alam yang menenangkan. Deretan pohon buah-buahan di sisi kiri dan kanan jalan menjadi peneduh yang mengiringi langkah kaki Anda.

Lengkap dan Terintegrasi

Memiliki lokasi strategis di kawasan Serpong, Tangerang, Banten, BSD adalah kawasan bisnis dan hunian yang paling berkembang di Tangerang. Tentunya kawasan ini didukung pula dengan berbagai fasilitas lainnya yang telah tersedia di BSD, mulai dari fasilitas pendidikan, perbankan, bursa mobil, rumah sakit dan sebagainya. Semua ini menjadi nilai tambah yang akan didapatkan hanya dengan memiliki satu unit hunian di BSD.

Kelebihan BSD tercipta sejak awal desain pembangunannya, yaitu sebuah kawasan berskala besar yang terintegrasi, yang tak hanya menyediakan perumahan, tapi juga kebutuhan seluruh anggota rumah tangga, mulai dari kebutuhan primer hingga tersier.

BSD juga menggunakan konsep efisiensi dalam kehidupan sehari-hari, dengan membangun sentra-sentra ekonomi yang tepat. Pertimbangannya, jika efisiensi tercapai, otomatis kenyamanan pun akan tercapai. Sebab, tidak perlu mengeluarkan banyak waktu atau uang, tiap orang dapat mencari kebutuhannya di satu tempat. Dikatakan Ir. H. Dhony Rahajoe, tidak seperti di beberapa wilayah kota besar di mana semuanya tumbuh dan menyebar sendiri-sendiri, di BSD cukup dengan satu kali parkir semua yang dibutuhkan ada di tempat itu. Bahkan tidak hanya di satu tempat karena bisa puas membandingkan harga dari satu toko ke toko lain.

Keunggulan lain yang ada dalam BSD melalui kehadiran BIDEX yang menyediakan segala kebutuhan rumah, baik interior maupun eksterior. Untuk Ibu rumah tangga, kebutuhan mulai dari salon, mal, ITC, sampai yang bernuansa tradisional seperti pasar tradisional yang dikelola modern pun ada di sini. “Pengelolaan yang baik menjadikan BSD rujukan bagi kegiatan pasar tradisional untuk puluhan pemda di seluruh Indonesia,” kata Dhony Rahajoe.
Di BSD, tidak hanya hubungan dengan ekonomi, tapi hubungan dengan alam dan antarmanusia pun digarap dengan baik. Di BSD Anda dapat menemui berbagai komunitas sosial, mulai dari komunitas taichi yang beraktivitas di taman kota setiap Selasa, Rabu, Sabtu, sedangkan komunitas butik jajan Jazz di mana warga penggemar aliran musik ini tampil setiap Kamis malam dan Minggu pertama setiap bulannya. “Di sini, nama-nama besar seperti Ireng Maulana, Abadi Sukma, Jesse Karaule, Rully Likumahua, tampil bersama warga yang ingin menyalurkan bakatnya,” papar Dhony Rahajoe.

Ada pula komunitas tanaman hias, atau komuitas barang garage sale di sektor 12. Kemudian, terdapat pula komunitas senam dangdut setiap Sabtu dan Minggu, komunitas musik country musik setiap Kamis, komunitas sepeda, beladiri, olah raga (bola, tennis, badminton), sosial dan lainnya.

BSD memang mengusung sociability dengan membangun kota yang tidak hanya sekedar menekankan pada kemegahannya, tapi juga membangun unsur manusianya. Tak heran jika BSD seakan memiliki magnet yang menarik banyak orang untuk memilihnya dan membuat setiap warga yang bermukim di dalamnya betah. Tak heran pula jika occupancy rate (tingkat hunian) di kota mandiri berwawasan lingkungan ini di atas 80%.

Seputar Indonesia


Bumi Serpong Damai adalah salah satu kota terencana di Indonesia yang terletak di kecamatanSerpong, Tangerang. Kota ini diresmikan pada 16 Januari 1984. Perencananya adalah Pasific Consultant International, Japan City Planning Inc., Nihon Architect Engineer and Consultant Inc., dan Doxiadis; dan pembangunnya adalah kelompok Sinar Mas.

Pada tahun 2005 kota ini telah memiliki 100.000 penduduk.

BSD City membagi tiga tahap pembangunan dengan total luas lahan yang direncanakan sebesar 6.000 hektar. Tahap awal seluas 1.300 hektar. Tahap kedua akan dikembangkan seluas 2.400 hektar dan sisanya seluas 2.300 hektar. BSD memiliki beberapa pusat perbelanjaan seperti BSD Junction, ITC, dan WTC. Juga beberapa tempat menarik seperti OceanPark Water Adventure seluas 7,5 hektar yang merupakan Thematic Waterpark terbesar di Asia Tenggara.

Sumber: id.wikipedia.org

Serpong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia.

Di kecamatan ini terletak perumahan ternama Bumi Serpong Damai atau seringkali disingkat dengan “BSD”. Selain BSD saat ini perkembangan perumahan di kawasan ini sangat pesat seiring dioperasikannya jalan Tol Antasari – BSD.

Sumber: id.wikipedia.org



  • Tidak ada
  • irma rodiana: saya berpengalaman mengajar preschool selama 9 th dan kepala sekolah 3 th di sekolah besarr di rawamangun, saya berminat mengajar di winarmas karena m
  • Bejo: sy gak punya apa-apa ada yg bs nyembuhin gak?
  • Kristi: Memang mahaaal tuh.... Saya beli juga "cuma" 30.000

Kategori